Kamis, 05 Maret 2009

PEKERJAAN MEKANIKAL















PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah Instalasi Air bersih, Air panas, Air limbah, Air hujan dan vent(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) didalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengankutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing yang baru sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat- syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknik khusus atau gambar dokumen
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
1. Insatalasi Air Bersih.
1.1. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Pemipaan didalam dan diluar bangunan, lengkap berikut fitting dan accessoriesnya sesuai dengan Gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.
1.2. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.
1.3. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
1.4. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
1.5. Pengangkatan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan (Air Bekas).
2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada didalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase kota dan septictank yang lama (existing).
2.3. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.4. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
2.5. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.
3. Pemasangan Pipa.
3.1 Pipa Tegak.
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam didalam tembok / lantai dengan cara membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas bobokan.
3.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada diatas atap dan dibawah lantai, pipa harus dipasang dengan penggantungan (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
3.3. Penyambungan Pipa.

a. Sambungan ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1 ½ “).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fiting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk ruang longgar diluar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

3.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
3.5.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari atas pipa.
f. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting – fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
3.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hydrolik sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang kuasakan untuk itu.
c. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian maka harus dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

3.6. Pengujian Sistem Kerja (trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, maka selanjutnta dilakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Direksi / pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.


4. INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN
1. Material.
1.1. Pipa di dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 1½” - 4 “ baik utama maupun pipa cabang menggunakan PVC class AW.
1.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa didalam bangunan menuju kesaluran drainase kota menggunakan pipa PVC class AW.

1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari stainless steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sediment bowl.

2. Cara Pemasangan Pipa.
2.1. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang bersembunyi baik didinding / tembok maupun pada ruang yang berada dibawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus mengunakan fitting dengan sudut 45 0 (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakan, di sekeliling dan diatas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

c. Pipa di Dalam Tanah.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian membelok keatas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di dalam gedung sampai kesaluran drainage komplek.

2.2. Penyambungan Pipa.
a. Pipa PVC dengan diameter 3” keatas harus disambung dengan rubber ring joint.
Pipa PVC dengan diameter kurang dari 3” disamping dengan solvent cement.
b. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air didalam pipa.
3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45 o dengan pipa utamanya.
4. Pengujian.
4.1. Seluruh sistim air kotor/buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung keperalatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.
4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa keperalatan ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor dan sir bekas, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan keperalatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.
4.3. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh Direksi
/ Pengawas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar